Social Sciences Education

Child Development and Education

Description

This cluster of papers focuses on the development of early childhood education, emphasizing the use of traditional games for character building, motor skills development, and inclusive education. It also explores the role of parental involvement, cultural values, and multicultural education in shaping social skills and emotional intelligence in young children.

Keywords

Traditional Games; Character Building; Motor Skills Development; Inclusive Education; Social Skills; Cultural Values; Parental Involvement; Physical Fitness; Multicultural Education; Emotional Intelligence

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan manfaat permainan anak tradisional dalam membangun karakter anak. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena perubahan aktivitas bermain anak saat ini, yang lebih sering bermain … Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan manfaat permainan anak tradisional dalam membangun karakter anak. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena perubahan aktivitas bermain anak saat ini, yang lebih sering bermain permainan modern yang identik dengan penggunaan teknologi seperti video games dan games online. Akibatnya, permainan anak tradisional mulai terlupakan dan menjadi asing di kalangan anak-anak. Selain itu, tingkat kecanduan terhadap permainan modern pada anak juga tinggi sehingga berpengaruh pada kebiasaan dan perilaku anak. Tulisan berdasar studi pustaka ini menguraikan dampak yang terjadi pada anak ketika kecanduan bermain games yang berakibat pada karakter yang akan terbangun pada diri anak. Selain itu, tulisan ini juga membandingkan pengaruh permainan modern dengan permainan tradisional terhadap pembentukan karakter anak. Mengembalikan permainan anak tradisional sebagai permainan anakanak saat ini dapat menjadi suatu alternatif untuk menciptakan generasi berkarakter unggul. Kata Kunci: kecanduan games online, permainan anak tradisional, pembentukan karakter
Kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang harus dikembangkan sejak dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif, bila ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan, oleh karena itu perlu dipupuk … Kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang harus dikembangkan sejak dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif, bila ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan, oleh karena itu perlu dipupuk sejak usia dini. Melalui aktivitas bermain yang sistematis dan disesuaikan dengan kelompok usia pertumbuhan dan perkembangan maka potensi kreativitas anak akan berkembang secara optimal. Bermain sangat penting bagi anak. Penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Herbert Spencer (Catron & Allen, 1999) menyatakan bahwa anak bermain karena mereka punya energi berlebih. Anak bermain karena mereka berinteraksi guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Jadi bermain sangat besar sumbangannya terhadap daya kreativitas anak usia dini. Kata kunci : Anak usia dini, kreativitas, aktivitas bermain
Dicanangkannya pendidikan inklusi di Indonesia dengan tujuan untuk memfasilitasi kebutuhan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah banyak dijalankan di seluruh Indonesia khususnya kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, … Dicanangkannya pendidikan inklusi di Indonesia dengan tujuan untuk memfasilitasi kebutuhan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah banyak dijalankan di seluruh Indonesia khususnya kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, tetapi dalam pelaksanannya menemukan banyak kendala-kendala atau permasalahan di sekolah khususnya bagi guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dialami guru dan sekolah dalam penyelengaraan pendidikan inklusi pada tingkat SD di wilayah Kota Yogyakarta. Subyek penelitian adalah guru yang mengajar di sekolah penyelenggara Pendidikan Inklusi. Data diperoleh melalui open-ended questionnaire (pertanyaan terbuka). Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis menggunakan teknik koding. Desain penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan indigenous psychology bagian dari tradisi pendekatan ilmiah dimana aspek yang penting dalam pendekatan ini adalah usaha untuk menemukan metode yang sesuai untuk mengungkap fenomena dalam suatu investigasi. Hasil penelitian menunjukkan ada berbagai permasalahan yang ditemui guru terkait kesiapan sekolah itu sendiri seperti kurangnya kompetensi guru dalam menghadapi siswa ABK, permasalahan terkait kurangnya kepedulian orangtua terhadap ABK, selain itu banyaknya siswa ABK dalam satu kelas, dan kurangnya kerjasama dari berbagai pihak seperti masyarakat, ahli professional dan pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang bermain balok unit terhadap pengembangan kreativitas dan kognitif anak usia dini di TK Al Kautsar Kabupaten Garut dibanding dengan belajar konvensional. … Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang bermain balok unit terhadap pengembangan kreativitas dan kognitif anak usia dini di TK Al Kautsar Kabupaten Garut dibanding dengan belajar konvensional. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Eksperimen Quasi) dengan desain “nonequivalent Control Group Design” dengan melibatkan 23 orang anak sebagai kelompok kontrol dan 21 orang anak sebagai kelompok eksperimen. Hasil pengolahan data sebelum dilakukan belajar melalui bermain balok unit, krearivitas dan kognisi anak usia dini di TK Al Kautsar Kabupaten Garut tidak berbeda secara statistik (p-value > 0,05). Setelah mendapat perlakuan belajar melalui bermain balok, hasil pre-test dan post test (p-value) < 0, 05). Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan terhadap peningkatan kreativitas dan kognitif anak usia dini pada TK Al Kautsar di Kabupaten Garut, antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Karena hasil belajar melalui bermain balok unit antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap pengembangan kreativitas dan pengembangan kognitif anak usia dini maka direkomendasikan agar belajar melalui bermain balok unit pada TK Al Kautsar di Kabupaten Garut khususnya di TK/RA yang ada di Kabupaten Garut pada umumnya perlu dikembangkan dengan lebih baik lagi. Selanjutnya bagi anak yang punya pemikiran berbeda (divergent), kreativitas yang tinggi, anak yang kurang kreatif perlu mendapat perhatian yang khusus agar semua anak dapat mengembangkan seluruh potensinya secara optimal. Di dunia ini tidak ada anak yang tidak kreatif sama sekali, tergantung pada bakat, gizi, dan lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru dan orang tua untuk memunculkan/merangsang kreativitas anak. Kata kunci: belajar; bermain; kreativitas; kognitif; anak usia dini
Sekolah inklusi merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan pendidikan tanpa diskriminasi dimana anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Pendidikan inklusi merupakan bentuk … Sekolah inklusi merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan pendidikan tanpa diskriminasi dimana anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Pendidikan inklusi merupakan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dapat menerima pendidikan yang setara dikelas biasa bersama teman-teman usianya.Selama ini anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel) disediakan fasilitas pendidikan khusus disesuaikan dengan derajat dan jenis difabelnya yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah membangun tembok eksklusifisme bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus.Penyelenggaraan sekolah inklusi bagi anak berkebutuhan khusus hendaknya menciptakan lingkungan yang menyenangkan, ramah dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa berkebutuhan khusus untuk mengenyam pendidikan yang layak sesuai dengan hak mereka.Kenyataan penyelenggaran sekolah inkusi di Indonesia masih belum sesuai dengan konsep yang dikemukakan dan pedoman penyelenggaraan, baik dari segi siswa, kualifikasi guru, sarana dan prasarana, dukungan orang tua dan masyarakat. Penyelenggaraan sekolah inklusi di Indonesia saat ini masih menjadi fenomena.
Mendidik adalah sebuah proses mendorong anak-anak tumbuh dan berkembang sampai anak menjadi dewasa jasmani dan rohani. Orang tua memiliki peran utama sebagai pendidik dalam hidup anak, sementara guru sebagai pendidik … Mendidik adalah sebuah proses mendorong anak-anak tumbuh dan berkembang sampai anak menjadi dewasa jasmani dan rohani. Orang tua memiliki peran utama sebagai pendidik dalam hidup anak, sementara guru sebagai pendidik yang dibatasi oleh waktu mengajar. Anak SD pada perkembangannya memiliki karakteristik yang unik. Teori kognitif oleh Piaget menyatakan bahwa anak usia SD pada umumnya pada tahap operasional konkret. Teori psikososial oleh Erikson mengelompokkan anak usia SD ke tahap industry versus inferiority. Teori moral Piaget menjelaskan bahwa anak usia SD (7 sampai 10 tahun) secara umum berada pada masa transisi antara moralitas heteronom menuju moralitas otonom. Perkembangan fisik anak usia SD dapat dilihat dari gambaran umum mengenai peningkatan proporsi tinggi dan berat badan serta karakteristik fisik lainnya yang muncul. Di usia SD, anak-anak mengembangkan banyak kemampuan motorik dasar yang digunakan untuk menyeimbangkan tubuh, berlari, melompat, dan melempar. Perkembangan metakognitif mendorong anak-anak menyadari kemampuan kognitif dirinya guna menentukan metode yang tepat untuk belajar dan memecahkan masalah. Peran utama orang tua dan guru dalam mendidik anak adalah memberikan teladan yang baik.
Superior human resources is the most valuable asset for any country. Indonesia has the largest population-3 in the world, has the human resource potential is very large. When empowered with … Superior human resources is the most valuable asset for any country. Indonesia has the largest population-3 in the world, has the human resource potential is very large. When empowered with the best it can enhance the welfare of the people of Indonesia. One of the Government's efforts in empowering human resources to manage the education sector is becoming more professional. The most basic education sector in the personal formation of human resources (HR) in Indonesia, is through a program of Early Childhood Education (early childhood). One period to the early penciri is the Golden Age, which at this time all the potential of the fastest growing child. One way to increase the potential of children at an early age is to play. Because the slogan in early childhood education is learning while playing, playing while learning. This is the basis, that the play is one way to explore the potential of children. One tool that can be used to play in early childhood education, this is by using the traditional game, because the game tardisional will help shape the character of a child from an early age.
Anak-anak sangat dekat dengan permainan. Dalam kehidupan sehari-hari, permainan baik tradisional maupun modern selalu dilakukan anak-anak. Permainan yang dilakukan merupakan sesuatu yang dianggap wajib dilakukan sebagai sarana untuk perkembangan fisik … Anak-anak sangat dekat dengan permainan. Dalam kehidupan sehari-hari, permainan baik tradisional maupun modern selalu dilakukan anak-anak. Permainan yang dilakukan merupakan sesuatu yang dianggap wajib dilakukan sebagai sarana untuk perkembangan fisik motorik bagi Anak Usia Dini. Permainan modern yang sekarang ini sering dimainkan oleh anak-anak di perkotaan lebih cenderung mengasah kemampuan otak daripada kemampuan otot, oleh karena itu kepada para orang tua yang tinggal di perkotaan disarankan lebih memperkenalkan pada anak-anak mengenai jenis-jenis permainan yang lebih melatih kekuatan otot-otot mereka dan permainan tradisional dapat menjadi salah satu solusinya. Permainan tradisionalpun perlahan namun pasti mulai ditinggalkan, karena dianggap kuno serta melelahkan. Padahal jika ditinjau lebih dalam, beragam permainan tradisional secara langsung dapat memberikan kontribusi kepada anak-anak diantaranya berupa: 1) pembentukan fisik yang sehat, bugar, tangguh, unggul dan berdaya saing; 2)pembentukan mental meliputi: sportivitas, toleran, disiplin dan demokratis; 3)Pembentukan moral menjadi lebih tanggap, peka, jujur dan tulus; 4) pembentukan kemampuan sosial, yaitu mampu bersaing, bekerjasama, berdisiplin, bersahabat, dan berkebangsaan.Kata Kunci: Fisik motorik, Permainan Tradisional.
Bagi anak usia dini permainan adalah sarana penting untuk menyampaikan pelajaran dan pembentukan karakter mereka. Namun, untuk menjadikan sebuah permainan sebagai sebuah sarana pembelajaran yang efektif, pemahaman akan psikologi perkembangan … Bagi anak usia dini permainan adalah sarana penting untuk menyampaikan pelajaran dan pembentukan karakter mereka. Namun, untuk menjadikan sebuah permainan sebagai sebuah sarana pembelajaran yang efektif, pemahaman akan psikologi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini serta faktor yang mempengaruhinya jelas merupakan hal yang tak bisa dianggap sepele. Karena itu, pembahasan mengenai psikologi anak usia dini dan faktor yang mempengaruhinya menjadi topik awal pembahasan buku ini yang kemudian disusul dengan pembahasan tentang bermain sebagai cara belajar anak usia dini; fungsi serta jenis permainan; model pembelajaran; dan permainan kaitannya dengan perkembangan multiple intelligent serta kreativitas anak. Di akhir bahasan, dipaparkan berbagai bentuk permainan bagi anak usia dini.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini ditinjau dari latar belakang pendidikan di RA Al-Huda kota Bengkulu. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peran orangtua dalam … Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini ditinjau dari latar belakang pendidikan di RA Al-Huda kota Bengkulu. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini ditinjau dari latar belakang pendidikan. Metode yang digunakan deskripsi kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh orangtua anak usia dini Paud RA Al-Huda. Sample penelitian ini menggunakan dispropotioned stratified random sampling . Sehingga diperoleh sampel sebanyak 34 orangtua yang terdiri dari tamatan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner atau angket yang divalidasi oleh 3 dosen pakar. Teknik analisis data yang digunakan yaitu persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua tamatan SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi berada pada kategori baik. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut agar meneliti peran orangtua yang difokuskan pada faktor status sosial.
Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan perkembangannya pada anak usia dini. Perkembangan motorik sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak tumbuh dan berkembang dengan baik. … Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan perkembangannya pada anak usia dini. Perkembangan motorik sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Perkembangan motorik adalah sesuatu yang membicarakan gerakan jasmani yang terkoordinasi, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan berbagai stimulasi yang tepat untuk anak usia dini. Stimulasi ini dapat diberikan oleh orang tua, guru, maupun lingkungan baik lingkungan di rumah maupun lingkungan sekolah dengan menyediakan lingkungan belajar yang mendukung untuk perkembangan motorik anak usia dini. Pemberian stimulasi tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh orang dewasa dalam memberikan fasilitas dan kesempatan yang optimal untuk tercapainya perkembangan yang optimal. Memberikan waktu yang banyak untuk anak melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang perkembangan motoriknya dan pengawasan yang tepat merupakan salah satu usaha yang tepat dalam mendukung perkembangan fisik motorik anak usia dini.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berhubungan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Belajar dan pembelajaran dimulai dari peserta didik dari anak usia … Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berhubungan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Belajar dan pembelajaran dimulai dari peserta didik dari anak usia dini sampai dengan dewasa. Oleh karena itu, belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu, karena sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Agar proses belajar dan pembelajaran anak usia dini berjalan dengan efektif dan efesien, maka diperlukan berbagai sumber belajar, alat permainan yang menarik agar proses pembelajaran disenangi oleh anak. Pendidikan anak usia dini adalah usaha yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak usia 0-8 tahun dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan rohaninya. Dalam pengembangan potensi yang ada pada anak usia dini, orang tua atau pendidik harus menggunakan sumber belajar dan alat permainan edukatif yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.Kata Kunci :Sumber Belajar, Alat Permainan, AUD
Penelitian ini bertujuan mengembangkan multimedia interaktif berbentuk video senam animasi berbasis budaya khas Kalimantan Barat dalam pembelajaran di PAUD. Model pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan … Penelitian ini bertujuan mengembangkan multimedia interaktif berbentuk video senam animasi berbasis budaya khas Kalimantan Barat dalam pembelajaran di PAUD. Model pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan 4D (four-D) yaitu define, design, develop, dan disseminate dapat diadaptasikan menjadi 4P yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Subjek dalam penelitian ini guru-guru di PAUD Anggrek Kabupaten Kubu Raya. Dilakukan uji coba produk kepada para anak PAUD usia 4-5 tahun dan usia 5-6 tahun di PAUD Anggrek yang berjumlah 40 orang anak. Sumber data dalam penelitian ini juga melibatkan dosen-dosen prodi PG-PAUD FKIP UNTAN, Psikolog Perkembangan Anak untuk mendapatkan data validasi ahli media dan ahli materi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini teknik analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah perancangan multimedia interaktif berbentuk video senam animasi berbasis budaya khas Kalimantan Barat, dinilai sangat layak untuk digunakan dan dapat menarik minat anak untuk melakukan gerakan senam
In the spring of 2020, schools across the globe closed their doors to decrease the spread of the viral outbreak during the COVID -19 pandemic. This physical closure led to … In the spring of 2020, schools across the globe closed their doors to decrease the spread of the viral outbreak during the COVID -19 pandemic. This physical closure led to a rapid shift to remote learning which placed more responsibility for learning on parents and guardians. As one of the major stakeholders in the education process, experiences of parents with their children during remote learning are worth examining to inform future policy decision making. This study aimed to investigate parents' experiences and struggles during school closure using an online survey. The results indicate parents agreed with the school closure policy and were generally satisfied with the level of support provided by school districts whilst describing some areas of struggle. Parents described having difficulties with balancing responsibilities, learner motivation, accessibility, and learning outcomes. The results of the study suggest some important implications and recommendations for educators and policymakers.
Kegiatan fisik yang sering dilakukan oleh anak prasekolah seperti: berguling, melompar, meluncur, berputar, berjalan dan berlari dipercaya dapat menjadi sarana dalam merangsang sistem kepekaan dan sensori bagi anak usia dini. … Kegiatan fisik yang sering dilakukan oleh anak prasekolah seperti: berguling, melompar, meluncur, berputar, berjalan dan berlari dipercaya dapat menjadi sarana dalam merangsang sistem kepekaan dan sensori bagi anak usia dini. Kegiatan tersebut melibatkan emosi dan fisik setiap individu. Setiap kegiatan yang dilakukan mengandung nilai yang penting bagi aspek perkembangan dasar?é?á anak. Nilai-nilaiyang terkandung dalam setiap permainan dapat menjadi sarana dalam pemecahan masalah yg dihadapi. Penelitian tentang ?óÔé¼?ôPermainan tradisional sebagai media stimulasi aspek perkembangan?é?á anak usia dini?óÔé¼?Ø ini bertujuan untuk : (1) Mencari, merekonstruksi, dan mengklasifikasi permainan tradisional yang ada di Jawa Tengah sesuai dengan nilai budaya masyarakat. (2) Menganalisis permainan tradisional sebagai sarana stimulan empat aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek fisik motorik, sosial emosional, kognitif dan bahasa. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi, kuisioner dan wawancara. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu : Tahap I : Tahap pendahuluan/ awal dilakukan dengan observasi lapangan; Tahap II : Pengembangan awal, rancangan untuk mengidentifikasi permainan tradisional yang dilakukan di TK Tunas Rimba I Semarang;?é?á Tahap III : Melakukan wawancara, pengisian kuisioner / angket tentang permainan tradisional; dan Tahap IV?é?á?é?á?é?á?é?á?é?á?é?á : menganalisis manfaat permainan tradisional sebagai stimulan aspek perkembangan anak. Kesimpulan yang ditemukan dari penelitian ini adalah bahwa terdapat lima jenis permainan tradisional yang dilaksanakan di TK Tunas Rimba I Semarang. Jenis permainan tradisional tersebut merupakan sarana dalam mengembangkan aspek perkembangan dasar anak, seperti: pisik-mitorik, kognitif, sosial-emosional, dan bahasa. Terlebih lagi, anak usia dini dapat mengenal nilai-nilai budaya lokal yang terdapat dalam setiap jenis permainan. Hal ini sesuai dengan semboyan pembelajaran pada anak usia dini ?óÔé¼?ôBelajar seraya Bermain?óÔé¼?Ø stimulasi aspek perkembangan anak berasal dari permainan khususnya permainan tradisional budaya leluhur. ?é?á Kata kunci: permainan tradisional, media stimulasi, aspek perkembangan
Perkembangan dimaknai sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organism, secara fisik maupun psikis, menuju tingkat kedewasaan atau kematangan. Perkembangan itu berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambangan. Secara psikis, … Perkembangan dimaknai sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organism, secara fisik maupun psikis, menuju tingkat kedewasaan atau kematangan. Perkembangan itu berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambangan. Secara psikis, perkembangan mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sangat menentukan seseorang dalam bersosialisasi.
Fenomena kenakalan remaja yang terlibat dalam aktivitas geng motor di Indonesia telah berkembang menjadi masalah sosial-kultural yang kompleks dan mengkhawatirkan, khususnya di wilayah perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor … Fenomena kenakalan remaja yang terlibat dalam aktivitas geng motor di Indonesia telah berkembang menjadi masalah sosial-kultural yang kompleks dan mengkhawatirkan, khususnya di wilayah perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor penyebab keterlibatan remaja dalam geng motor serta mengeksplorasi model intervensi yang relevan dan aplikatif. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan berbagai informan, antara lain remaja yang terlibat geng motor (kategori akut), remaja dalam proses rehabilitasi (kategori rehabilitatif), serta remaja dari lingkungan berisiko (kategori preventif). Informasi juga dikumpulkan dari guru, orang tua, tokoh masyarakat, aparat penegak hukum, TNI, dan pembina Pramuka. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor identitas, pola asuh, dan kurangnya keterlibatan dalam aktivitas sosial-positif menjadi pemicu utama keterlibatan remaja dalam geng motor. Penelitian ini merekomendasikan model rehabilitasi sistemik berbasis integrasi program pembinaan disiplin militer melalui barak TNI dan pendidikan karakter melalui Gerakan Pramuka. Pendekatan terpadu ini diyakini mampu menanamkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan semangat kebersamaan dalam diri remaja. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dan praktis bagi upaya pencegahan dan rehabilitasi kenakalan remaja melalui sinergi pendidikan, keluarga, dan institusi sosial.
Adolescent girls undergo a developmental stage marked by significant physical and social changes that influence how they perceive themselves, particularly in relation to body image. During this period, they often … Adolescent girls undergo a developmental stage marked by significant physical and social changes that influence how they perceive themselves, particularly in relation to body image. During this period, they often feel as though they are constantly being observed and judged by others, a psychological phenomenon known as the imaginary audience. These perceptions can shape either a positive or negative body image. This study aimed to examine the relationship between body image and the imaginary audience among adolescent girls in Makassar City. This study aims to determine the relationship between body image and imaginary audience in adolescent girls in Makassar City. The subjects in this study were adolescent girls in Makassar City aged 15 to 17 years. The sample technique used was quota sampling. Body Image was measured using the Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS), imaginary audience was measured using the New Imaginary Audience Scale (NIAS). Hypothesis testing using Spearman Rank correlation analysis. The results of the analysis obtained are p = 0.000 &lt;0.005 or there is a very significant relationship between body image and imaginary audience in adolescent girls in Makassar City. The correlation coefficient of body image variable with imaginary audience is 0.476 or classified as moderate. These findings suggest that the more positive the body image, the greater the tendency to experience an imaginary audience. The implications highlight the importance to helping adolescent girls develop a positive body image so they can become more confident and less concerned about how others judge them.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki keterbatasan yang menyebabkan dirinya membutuhkan caregiver dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selama merawat ABK, caregiver dapat merasa stress, cemas, dan Lelah, yang disebut dengan beban atau … Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki keterbatasan yang menyebabkan dirinya membutuhkan caregiver dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selama merawat ABK, caregiver dapat merasa stress, cemas, dan Lelah, yang disebut dengan beban atau ketegangan yang ditanggung, meliputi pekerjaan fisik, tekanan emosi, dan sosial. Beban yang meningkat dapat mempengaruhi kualitas hidup caregiver ABK dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban dengan kualitas hidup caregiver ABK. Desain penelitian menggunakan metode analitik dengan rancangan data metode cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Subjek penelitian adalah caregiver ABK di Sekolah Luar Biasa (SLB) wilayah Kota Bandung. Pengambilan data berupa kuesioner yaitu ZBI (The Zarit Burden Interview) dan WHOQOL-BREF (World Health Organization Quality of Life-BREF) yang dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan karakteristik caregiver ABK terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 81,7%, ber-usia 36-45 tahun sebanyak 47,5%, tingkat pendidikan SMA sebanyak 39,2%, status pekerjaan yaitu tidak bekerja sebanyak 69,2%, dan 90,8% sudah merawat ABK &gt; 4 tahun. Karakteristik ABK terbanyak yaitu 54,2% berjenis kelamin laki-laki, berusia 12-16 tahun sebanyak 38,3%, jenjang pendidikan SD yaitu 44,2%, dan memiliki jenis kebutuhan khusus tunagrahita sebanyak 83,3%. Hasil penilaian beban dengan kategori beban yaitu tidak ada-ringan sebanyak 47,5%, dan memiliki kualitas hidup baik sebanyak 51,7%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara beban dengan kualitas hidup caregiver ABK di SLB Wilayah Kota Bandung (p=0,577). Terdapat faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kualitas hidup caregiver ABK selain beban merawat, yaitu kondisi finansial, kondisi spiritual, dukungan keluarga/teman dan jenis ABK. Kata Kunci : anak berkebutuhan khusus, beban, caregiver, kualitas hidup
Background &amp; objectives: Bullying in schools remains a significant concern, manifesting in various forms, including physical aggression, verbal abuse, and social exclusion. This study investigates the effectiveness of traditional games … Background &amp; objectives: Bullying in schools remains a significant concern, manifesting in various forms, including physical aggression, verbal abuse, and social exclusion. This study investigates the effectiveness of traditional games in reducing bullying behavior among students at MIN 1 Makassar. Method: Using a quasi-experimental One-Group Pretest-Posttest Design, 60 students were selected through purposive sampling. Data were collected using a questionnaire and analyzed using paired sample t-tests to determine statistical significance. Results: The findings of this study are: 1) bullying practices before the traditional game intervention were in three categories, namely very often 64%, frequent category 17%, never reaching 20%; 2) bullying practices after the traditional game intervention were in three categories, namely very often 24%, frequent category 9%, never reaching 67%; 3) the results of the statistical test obtained t = 15.03, p = 0.032, thus proving that traditional games have a significant influence on bullying behavior. Contribution of theory: Theoretically, the results of this study have developed a theory of Islamic education for the instillation of the values of tasamuh, ta'awun, and ihtiram that support character education. The integration of traditional games in school activities not only enhances social skills but also reinforces moral and ethical behavior. This study highlights the importance of incorporating culturally relevant educational tools to address bullying and promote a harmonious school environment. Limitations &amp; Recommendations: Future research should explore long-term impacts and scalability in different educational settings to validate these findings further.
Imperfect is a film directed by Ernest Prakasa and based on his wife Meira's book called Imperfect: A Journey to Self-Acceptance airing on December 19, 2019. Imperfect tells the story … Imperfect is a film directed by Ernest Prakasa and based on his wife Meira's book called Imperfect: A Journey to Self-Acceptance airing on December 19, 2019. Imperfect tells the story of a woman named Rara (Jessica Milla), an employee at a cosmetics company who doubts her body shape because she doesn't meet the beauty standards of others. The method used in this research is a qualitative research method using Sigmund Freud's psychoanalytic theory as the main theory and Bordwell's mise en scene theory as a supporting theory in analyzing Rara's character in the film Imperfect. The division of scenes is based on the mise en scene aspect and considers the physical changes in Rara's character as a comparison for changes in attitude and character. This research identifies two forms different of Rara's character present in the 8 scene. Provides a deeper understanding of how visual elements in film, such as setting, costume and makeup, lighting, and staging, collaborate to construct a powerful concept of psychoanalytic character within a scene. The conclusion of this research reveals that mise-en-scene plays a pivotal role in shaping the perceived emotional Rara's character into audience. The demands of beauty standards dominate most segments in this scene. Rara's determination to make physical changes is supported by the mise-en-scene aspect. The results of the physical changes made Rara's career dreams come true. Physical changes and appearance also dominate Rara's character, becoming selfish and arrogant, thereby losing the people around her.
Implementasi pendidikan inklusif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memerlukan kesiapan guru dalam menghadirkan pembelajaran yang adaptif dan aksesibel bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Salah satu pendekatan yang dapat menunjang hal … Implementasi pendidikan inklusif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memerlukan kesiapan guru dalam menghadirkan pembelajaran yang adaptif dan aksesibel bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Salah satu pendekatan yang dapat menunjang hal tersebut adalah pemanfaatan teknologi asistif, yaitu perangkat atau aplikasi yang dirancang untuk membantu siswa dalam mengakses informasi dan mengikuti proses pembelajaran secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pemberdayaan guru melalui pelatihan pemanfaatan teknologi asistif dalam mendukung pembelajaran inklusif di SMK. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan yang berfokus pada teknologi asistif, seperti Speech-to-Text, subtitle otomatis, meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam mendampingi siswa berkebutuhan khusus, khususnya tuna rungu wicara dan tuna daksa. Guru menjadi lebih siap dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai, menyusun RPP adaptif, serta membangun komunikasi yang inklusif di dalam kelas. Pelatihan ini juga mendorong terbentuknya komunitas belajar antar guru sebagai wadah berbagi pengalaman dan solusi. Dengan demikian, pelatihan teknologi asistif berperan penting dalam pemberdayaan guru dan peningkatan kualitas pendidikan inklusif di SMK.
This study aims to determine learning with image media to improve early childhood social skills in class B in Raudhatul Athfal (RA) Albadariyah, Cimanggu 2 Village, Cibungbulang District, Bogor Regency. … This study aims to determine learning with image media to improve early childhood social skills in class B in Raudhatul Athfal (RA) Albadariyah, Cimanggu 2 Village, Cibungbulang District, Bogor Regency. The research uses varied and interesting image media so that it can motivate children's interest. This type of research is collaborative classroom action research using Kurt Lewin's model. Each cycle consists of four stages, namely planning, implementing, observing, and reflecting. The research subjects were nine children of Group B RA Albadariyah. While the object of this research is the application of image media to improve children's social skills. Technique of data collection uses observation, documentation, and interviews. Data analysis uses qualitative descriptive techniques and quantitative approaches. The indicator of success in this study is when the average social ability of children through picture media has reached 80%. The results of this study indicate an increase in children's social skills through image media. This is evidenced by an increase in the average social ability of children in pre-action by 55.5%, increasing to 63.8% in Cycle I, and reaching 94.4% in Cycle II.
Ang layunin ng pag-aaral na ito ay tukuyin ang mga epektibong estratehiya at mga interbensyong makatutulong upang matugunan ang mga suliraning kinakaharap sa paggawa ng pangungusap sa mga mag-aaral ng … Ang layunin ng pag-aaral na ito ay tukuyin ang mga epektibong estratehiya at mga interbensyong makatutulong upang matugunan ang mga suliraning kinakaharap sa paggawa ng pangungusap sa mga mag-aaral ng ikawalong baitang. Ang pag-aaral na ito ay isang experimental research na gumagamit ng disenyong investigative approach na naglalayong matukoy kung may epekto ang ginamit na interbensyon sa mga suliraning kinakaharp ng mga nasa ika-8 na baitang sa paggawa ng pangungusap at masuri ang kanilang pag-unlad batay sa resulta ng pre-test at post-test. Batay sa naging resulta sa pag-aaral, ito ay nagpapahiwatig na higit na makabuluhan at may positibong epekto ang interbensyon o pagpapaunlad ng kasanayan ng mga mag-aaral sa pagbuo ng mga pangungup, t (26) = 13.554 , p &lt; .001. Ang paggamit ng interaktibo at nakakaenganyong aktibidad katulad ng spelling at pagkilala sa malalabong salita, tamang baybay, tamang pangungusap, game, ako’y gamitin mo sa tamang bantas, guhit-bantas, akoy suriin, titik ayusin, tama o mali sa malalaking titik, paggamit ng sentence starters, emosyon ko, Ilarawan mo!, larawan ko, Ilarawan mo!, ako’y buoin, at sa talata gamitin! ay nagbibigay-daan sa mga mag-aaral upang mapatibay at mapaunlad ang kakayahan ng mga mag-aaral sa paggawa ng pangungusap. Maaaring isaalang-alang ng mga tagapagturo ang paglalaan sa karagdagang atensyon sa pagpapabuti ng organisasyon, nilalaman, bokabolaryo, mekaniks partikular na sa bantas; kapitalisasyon, at pamamaraan kabilang wikang ginamit ng mga mag-aaral sa paggawa ng pangungusap sa pamamagitan ng iba’t-ibang interbensyon na angkop sa mga mag-aaral. Ang mga sumusunod ay idinadag: (1) Datos at pamamaraan; at (2) Mga karagdagang natuklasan. Keywords: Pangungusap, Interbensyon, Interaktibong estratehiya, Pre-test, Post-test, Kasanayan, Ika-8 baiting, Philippines.
Usia Anak remaja juga termasuk masa yang rentan terjadinya karies gigi karena pada usia 12-13 tahun merupakan masa maturasi email setelah erupsi, sehingga menyebabkan karies mudah terjadi. Salah satu faktor … Usia Anak remaja juga termasuk masa yang rentan terjadinya karies gigi karena pada usia 12-13 tahun merupakan masa maturasi email setelah erupsi, sehingga menyebabkan karies mudah terjadi. Salah satu faktor yang mempengaruhi karies gigi pada anak yaitu tingkat pengetahuan dan sikap. Melalui cara yang efektif dalam mempromosikan kesehatan, masyarakat berkesempatan untuk meningkatkan pengawasan diri dan mengubah kebiasaan demi memperbaiki kesehatan mereka. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan pengetahuan dan sikap siswa remaja di SMP Muhammadiyah Kupang terkait promosi kesehatan gigi dengan menggunakan permainan ludo dan ular tangga yang berfokus pada karies gigi. Jenis penelitian adalah Quasi experiment (eksperimen semu). Jumlah sampel ditentukan dengan rumus slovin dengan hasil 40 orang dibagi 2 kelompok yaitu kelompok pertama (20 orang) menggunakan media ludo dan kelompok kedua (20 orang) menggunakan media ular tangga tentang karies gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siswa mengenai karies gigi setelah mengikuti penyuluhan yang menggunakan permainan sebagai media. Sebanyak 40 siswa dari SMP Muhammadiyah Kupang dibagi menjadi dua kelompok, di mana masing-masing kelompok mendapatkan penyuluhan dengan menggunakan permainan Ludo dan ular tangga. Dalam kelompok yang menggunakan Ludo, persentase siswa yang memiliki pengetahuan kategori baik meningkat dari 15% menjadi 65%, sedangkan yang memiliki sikap kategori baik naik dari 15% menjadi 55%. Di kelompok ular tangga, pengetahuan kategori baik meningkat dari 10% menjadi 70%, sementara sikap kategori baik mengalami peningkatan dari 15% menjadi 85%. Dapat disimpulkan bahwa media ular tangga menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam hal pengetahuan dan sikap dibandingkan dengan media Ludo. Kedua media, yaitu Ludo dan ular tangga sama-sama terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siswa mengenai karies gigi.
Background &amp; objectives: This article discusses the management of inclusive education in Madrasah Ibtidaiyah (MI), focusing on strategies and innovations, challenges and solutions, as well as the internalization of Islamic … Background &amp; objectives: This article discusses the management of inclusive education in Madrasah Ibtidaiyah (MI), focusing on strategies and innovations, challenges and solutions, as well as the internalization of Islamic values in its implementation. Method: This qualitative case study at MI Tarbiyatul Aulad involved the principal and special needs teachers selected through purposive sampling, using planning, implementation, and reporting procedures with data collected via interviews, observation, and documentation. Data analysis involved data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Results: The findings reveal: 1) five components of inclusive education management, namely initial assessment, curriculum adaptation, provision of special needs teachers, resource room and psychologist services; 2) two main challenges and their solutions in implementing inclusive education management; 3) three strategies for internalizing Islamic values, including the application of noble moral values, inclusive learning methods, and curriculum adjustments based on Islamic principles. Contribution of theory: The study reinforces the theory of Islamic education management grounded in the principles of tawafuq (harmony), ‘adl (justice), and rahmah (compassion). Limitations &amp; Recommendations: A noted limitation is the lack of evaluation regarding the effectiveness and long-term impact of each component, suggesting the need for further research.
The transition from adolescence to early adulthood involves various emotional and social challenges. This study examined the relationship between self-acceptance and self-confidence with quarter-life crisis among early adults in Medan. … The transition from adolescence to early adulthood involves various emotional and social challenges. This study examined the relationship between self-acceptance and self-confidence with quarter-life crisis among early adults in Medan. Using a quantitative design and purposive sampling, data were collected from 369 individuals aged 20–40 years through Likert-type psychological scales. Data analysis using multiple linear regression showed that both self-acceptance and self-confidence significantly correlated with quarter-life crisis (p &lt; 0.05), with an R² value of 0.336. This indicates that the two variables explain 33.6% of the variance in quarter-life crisis. Higher self-acceptance and self-confidence were associated with lower levels of quarter-life crisis. The novelty of this study lies in its focus on internal psychological factors in an Indonesian urban context. These findings underscore the importance of psychological support programs in enhancing self-perception and resilience among young adults.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dan tipe kepribadian pada individu penyandang disabilitas fisik di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik observasional dengan desain cross sectional … Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat kecemasan dan tipe kepribadian pada individu penyandang disabilitas fisik di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik observasional dengan desain cross sectional guna menelusuri keterkaitan antara tipe kepribadian dan tingkat kecemasan. Populasi penelitian mencakup penyandang disabilitas fisik yang berada di wilayah Kota Surakarta, dengan jumlah sampel sebanyak 54 orang yang dipilih melalui metode non-probability sampling menggunakan teknik quota sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen kuesioner Eysenck Personality Inventory (EPI) dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dan tingkat kecemasan pada penyandang disabilitas fisik di Kota Surakarta.
This study aims to examine the importance of introducing multicultural education at an early age. This is based on the phenomenon observed in Indonesia, particularly in Jakarta, where many children … This study aims to examine the importance of introducing multicultural education at an early age. This is based on the phenomenon observed in Indonesia, particularly in Jakarta, where many children are still unaware of the ethnic backgrounds and customs of each child's parents. Children with a multicultural understanding are expected to develop an attitude of tolerance. The Montessori approach, which includes cultural and scientific areas, helps teachers introduce cultural diversity and the uniqueness of various countries' cultures. This aims to instill respect for cultural uniqueness among children. The research methodology employs a qualitative approach, with data collected from teachers through Google Forms, in-depth interviews, and observations during class activity. The subjects of this study are teachers at Aluna Montessori School in South Jakarta. The results indicate that teachers believe multicultural education is important to introduce early but a lack of media and games designed to stimulate multicultural understanding in early childhood. Consequently, teachers create media and games based on their creativity. These findings can serve as a foundation for future research to develop educational games that introduce Indonesian culture in addition to international cultures.
This research aims to explore the various challenges faced by teachers in designing learning media for children with intellectual disabilities, as well as to develop more targeted training policies and … This research aims to explore the various challenges faced by teachers in designing learning media for children with intellectual disabilities, as well as to develop more targeted training policies and strategies. The method used in this study is descriptive qualitative with a focus on describing an event, behavior, problem or condition being studied. The main data collection technique in this study is interviews. The data source for this study was one of the teachers at SLB ABC Melati Aisyiyah Deli Serdang, especially as a class 5C teacher (intellectual disabilities). The findings of this study indicate that the success of implementing learning media for children with intellectual disabilities is greatly influenced by teacher readiness, limited facilities and infrastructure, variations in student characteristics, and the need for individual, interactive learning strategies supported by teacher training and adaptive evaluation
Deaf children are an essential concern, especially at an early age, to provide independent learning that will be beneficial in the future, as they are accustomed to being independent without … Deaf children are an essential concern, especially at an early age, to provide independent learning that will be beneficial in the future, as they are accustomed to being independent without the help of others. The purpose of the study was to identify and describe effective learning strategies in improving the independence of blind children in special schools (SLB), Bukesra Banda Aceh. This study uses a qualitative approach with a case study method, data collected through interviews with teachers and observation of teaching and learning activities. The results showed that the main strategies implemented include expository methods for the delivery of material in a structured manner, heuristic methods to foster independent and critical thinking, as well as a team teaching approach that allows more personalized guidance. In addition, schools use audio media such as audiobooks as alternative visual aids, ice-breaking activities to increase learning focus, and giving awards as a form of positive reinforcement to build motivation and social participation of children. The curriculum is tailored to each student's ability to create inclusive and adaptive learning. The findings of this study indicate that integrated and responsive learning strategies significantly support the development of academic and social independence of children with visual impairments, which can be seen from their increased initiative, confidence, and active participation in the learning process.
This study aims to examine the influence of social capital on the income of café musicians in Yogyakarta, a city with a vibrant music ecosystem yet stagnant musician welfare. Using … This study aims to examine the influence of social capital on the income of café musicians in Yogyakarta, a city with a vibrant music ecosystem yet stagnant musician welfare. Using a qualitative approach, data were collected through in-depth interviews with three key informants: a café musician, a café manager, and an individual who serves as both musician and manager. The findings indicate that social capital—such as professional networks, trust, and reputation—plays a significant role in providing work opportunities. However, social capital alone is insufficient to improve income optimally without being supported by self-management, performance quality, and negotiation skills. This research highlights the importance of a holistic approach to evaluating musicians’ well-being and the need for collaboration between musicians and café managers. It also emphasizes that musicians’ income results from the interaction of social, cultural, and symbolic capital. Therefore, strengthening social networks must be accompanied by strategic economic planning and professional self-awareness to build a fairer and more sustainable café music ecosystem.
Upaya peningkatan pengetahuan seksual pada anak usia dini dapat dilakukan melalui pendidikan seks sedini mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodelkan skala pengetahuan seksual pada anak usia dini melalui … Upaya peningkatan pengetahuan seksual pada anak usia dini dapat dilakukan melalui pendidikan seks sedini mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodelkan skala pengetahuan seksual pada anak usia dini melalui permainan edukasi bertema “Ayo Jaga Tubuhmu” dengan pendekatan model Rasch. Sampel yang digunakan adalah 120 anak TK di Kota Malang, Indonesia. Terdapat 24 item (item) yang digunakan untuk menilai skala pengetahuan seksual anak usia dini pada aplikasi game “ayo rawat tubuhmu”. Penelitian ini menggunakan model Rasch karena dapat memprediksi data yang hilang, yang didasarkan pada pola respon yang sistematis. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesukaran 24 butir soal cukup bervariasi dan tingkat kemampuan anak TK sangat bervariasi. Dalam menentukan keakuratan model, terdapat 24 item yang memiliki model fit menurut pendekatan model Rasch. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil item yang digunakan sudah layak dan layak digunakan pada soal-soal yang mengukur skala pengetahuan anak usia dini pada aplikasi game “ayo jaga tubuhmu”.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat dan pemahaman siswa sekolah dasar terhadap pembelajaran numerasi akibat metode pembelajaran yang cenderung monoton dan kurang kontekstual. Kondisi ini menjadi tantangan … Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat dan pemahaman siswa sekolah dasar terhadap pembelajaran numerasi akibat metode pembelajaran yang cenderung monoton dan kurang kontekstual. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri, khususnya bagi siswa yang memiliki kecenderungan hiperaktif dan memerlukan pendekatan belajar yang lebih menarik dan melibatkan aktivitas fisik. Sebagai solusi, tim pengabdian memanfaatkan permainan tradisional engklek sebagai media kontekstual yang menyenangkan, dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, serta mengandung nilai budaya lokal. Kegiatan ini dilaksanakan di UPT SDN Sokosari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Tujuan utama kegiatan adalah meningkatkan keterampilan numerasi siswa melalui pendekatan pembelajaran yang interaktif dan bermakna. Tahapan pelaksanaan mencakup observasi awal, pengembangan media pembelajaran berbasis permainan engklek, implementasi di kelas, serta evaluasi melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa metode ini mampu meningkatkan partisipasi aktif siswa, memperkuat pemahaman konsep numerasi dasar seperti penjumlahan dan pengurangan, serta menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, kolaboratif, dan menyenangkan. Selain itu, kegiatan ini juga turut mendukung pelestarian budaya lokal melalui integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran.
This study is to identify occupational therapy for Tunagrahita children. The purpose of writing this article is to use the literature review method, which describes the theories, findings and other … This study is to identify occupational therapy for Tunagrahita children. The purpose of writing this article is to use the literature review method, which describes the theories, findings and other research materials. The results showed that occupational therapy for children with disabilities has a good effect. The application of occupational therapy in daily life begins with determining the goals of therapy, for example, daily activities that are expected to enable children to use music therapy, buttoning clothes, caring for clothes, and making their own handicrafts.
In the diverse landscape of education, ensuring inclusive and effective learning for students with Autism Spectrum Disorder (ASD) is an essential priority. The Division of Davao Del Norte acknowledges the … In the diverse landscape of education, ensuring inclusive and effective learning for students with Autism Spectrum Disorder (ASD) is an essential priority. The Division of Davao Del Norte acknowledges the need for tailored teaching strategies to promote academic success and holistic development among students with ASD. In response, this study seeks to explore and determine the teaching strategies currently utilized by educators within the division as the foundation for developing a comprehensive training plan for the School Year 2022–2023. Specifically, the research investigates the demographic profiles of teachers, the social, behavioral, and academic strategies they employ, the challenges they encounter, and whether their teaching approaches differ based on personal or professional characteristics. Purposeful sampling was used to select 50 SPED teachers from the division to ensure relevant and representative insights. Using a descriptive research design, the study systematically identifies what is being done, how, and why, thereby establishing the basis for strategic educational planning and support. Findings revealed that most respondents were female teachers aged 51–60, with college-level educational attainment and 1–5 years of SPED teaching experience. Social strategies such as praise, video modeling, and visual supports were most commonly used, while behavioral strategies included the use of visuals, teaching coping skills, and reinforcing positive behaviors. Academically, applied behavior analysis, video modeling, and limiting sensory overload were frequent practices. Results showed no significant difference in teaching strategies based on respondents’ age, gender, or position. These findings underscore the importance of enhancing teacher capacity through targeted professional development. Consequently, the proposed training plan will serve as a roadmap to equip educators with inclusive strategies that align with the unique needs of learners with ASD, contributing to a more compassionate, effective, and inclusive educational environment in the Division of Davao Del Norte.
Education is supposed to educate in various skills, competencies, knowledge to all learner and promotes lifelong learning. As per the NEP (2020 pg.no.23) there is an urgent need for additional … Education is supposed to educate in various skills, competencies, knowledge to all learner and promotes lifelong learning. As per the NEP (2020 pg.no.23) there is an urgent need for additional special educators for certain areas of school education. Some examples of such specialist requirements include subject teaching for children with disabilities/ Divyang children at the Middle and Secondary school level, including teaching for specific learning disabilities. In Inclusion set up heterogeneous group so every child is unique so that every child has unique learning needs. Inclusion set up should accommodate all children included all diverse learner. UGC (2023) published Guidelines for Credit Based Course on Pedagogical Aspects for Teaching Divyangjans and Persons with Specific Learning Disabilities (SLDs) Teachers supposed to use universal pedagogical approaches to enhance sustainability of CwSLD in school education. However, in inclusion this conceptual article proposes a framework for pedagogical innovation centered on Universal Design for learning (UDL), differentiated instruction, assistive technology, and collaborative partnerships. It argues that a holistic and responsive approach to teaching and learning is essential for fostering inclusive environments where students with SLDs can thrive. This paper aims to introduce Use of New pedagogical approaches for sustaining of children with Specific learning Disability in Inclusive set up. This prepare examines previous researches and studies that investigate effective pedagogical practices to use sustaining CwSLD in inclusive set up.
Fine motor skills are one of the crucial dimensions in child development, playing a significant role in supporting various basic daily activities such as writing, drawing, and using cutting tools … Fine motor skills are one of the crucial dimensions in child development, playing a significant role in supporting various basic daily activities such as writing, drawing, and using cutting tools (e.g., scissors). However, various data indicate that a considerable number of preschool children experience delays in developing this aspect. This study aims to examine the effect of paper folding activities (origami) on enhancing fine motor skills in preschool children aged 4–5 years at TK Muslimat NU 11 Malang. The study employed a pre-experimental design using a one-group pretest-posttest model. A total of 20 participants were selected through purposive sampling based on predetermined inclusion and exclusion criteria. The data collection instrument used was an observation sheet developed based on fine motor skill development indicators. The analysis using the Wilcoxon test revealed a statistically significant difference after the origami game intervention was applied (p = 0.000 &lt; 0.05). Prior to the intervention, the majority of participants were in the "Starting to Develop" category (70%), while after the intervention, 50% of the children had progressed to the "Developing Very Well" category and 40% to the "Developing as Expected" category. Therefore, it can be concluded that origami play activities are highly effective in stimulating the development of fine motor skills in preschool-aged children.
Background: Excessively used Smartphones, can cause various developmental problems in children, linking to higher risks of developmental delays in communication, fine motor skills, problem-solving, and personal and social skills. Physical … Background: Excessively used Smartphones, can cause various developmental problems in children, linking to higher risks of developmental delays in communication, fine motor skills, problem-solving, and personal and social skills. Physical activity is necessary for the growth of social, emotional, and cognitive abilities. Dance therapy serves as an effective educational tool that promotes physical and emotional well-being also reduces reliance on mobile phones. By engaging in structured, rhythmic movement, individuals are encouraged to focus on their body and mind, providing alternative to the passive consumption of digital content Aim: To find out the effect of Dance Movement Therapy on Gross Motor Function and Cognitive Function in smartphone-addicted children. Materials &amp; methods: A single group pretest-posttest experimental study was conducted on 30 smartphone-addicted children between 5-15 years of age with a Modified Child MMSE score &lt; 35 and Smartphone Addiction Scale – Short Version score &gt; 33. Dance Movement Therapy was administered 45 minutes 5 days/week for 3 weeks. The outcomes measures; Modified child MMSE scale and Test of Gross Motor Development Scale (TGMD) 2 were assessed before and after the intervention Results: The intragroup comparison of the mean scores on the modified Child MMSE revealed a significant improvement in cognitive function (p&lt;0.001), it also improved the sum of standard scores (2.2 ± 0.6), the Gross Motor Quotient (6.8 ± 1.6), and the percentile score (3.8 ± 2.4) on the TGMD scale (p&lt;0.001). Conclusion: Dance Movement therapy is effective in improving gross motor function and cognition in smartphone addicted children Key words: Modified Child MMSE, Test of Gross Motor Development Scale, smartphone addicted Children, cognitive function
Pemberian edukasi dalam promosi kesehatan bertujuan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan berfokus pada upaya memodifikasi atau menghilangkan faktor-faktor penyebabnya (Gavic, dkk., 2021). Edukasi kesehatan bertujuan tidak hanya untuk … Pemberian edukasi dalam promosi kesehatan bertujuan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan berfokus pada upaya memodifikasi atau menghilangkan faktor-faktor penyebabnya (Gavic, dkk., 2021). Edukasi kesehatan bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan literasi terkait kesehatan gigi dan mulut, akan tetapi untuk membawa perubahan perilaku yang positif jika ditanamkan sejak usia dini (Kay, 1996 sit. Deokar, dkk., 2021).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak permainan Ular Tangga terhadap perilaku siswa kelas IV setelah dilakukan pendidikan kesehatan gigi denganmedia PowerPoint. Penelitian ini termasuk dalam jenis quasi-eksperimen dengan desain penelitian pretest-posttest yang melibatkan kelompok kontrol. Penelitian ini melibatkan 100 responden yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok intervensi terdiri dari 50 siswa kelas IV MIN 3 Bireuen yang menerima edukasi menggunakan media PowerPoint disertai permainan Ular tangga. Sementara kelompok kontrol terdiri dari siswa kelas IV MIN 9 sebanyak 26 orang dan MIN 19 sebanyak 24 orang yang hanya diberikan edukasi dengan media PowerPoint saja. Setiap kelompok studi menerima pendidikan kesehatan sebanyak 4 kali, dan kuesioner terkait perilaku diberikan pada pretest dan posttest I (1 bulan), dan posttest II (3 bulan). Hasil penelitian: terdapat perbedaan signifikan perilaku pada kelompok intervensi (0,014) dari pretest ke posttest II, akan tetapi perbedaan selisih perilaku pada pretest hingga posttest pada kedua kelompok tidak menunjukkan nilai signifikan (0,173). Kesimpulan: permainan Ular Tangga yang diberikan setelah pemberian edukasi dengan media PowerPoint tidak lebih baik dalam meningkatkan perilaku kesehatan gigi siswa. Kata kunci : Ular tangga; PowerPoint; Perilaku kesehatan gigi siswa
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis model pendidikan inklusi di SLB Karya Bakti Ujung Batu, meliputi pendekatan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan … Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis model pendidikan inklusi di SLB Karya Bakti Ujung Batu, meliputi pendekatan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan inklusi berbasis kebutuhan individual diterapkan melalui Program Pembelajaran Individual (PPI) dan metode pembelajaran adaptif. Pelaksanaan inklusi melibatkan kolaborasi guru, penggunaan media visual, dan partisipasi orang tua. Evaluasi dilakukan secara individual dengan menekankan pada kemajuan siswa. Kendala utama meliputi keterbatasan tenaga pendidik, fasilitas, dan pelatihan guru. Meski demikian, sekolah melakukan inovasi seperti pelatihan internal dan pengembangan media pembelajaran sederhana. Studi ini merekomendasikan peningkatan kapasitas guru dan dukungan lintas sektor untuk memperkuat implementasi pendidikan inklusi.
Riyan Hidayatullah , Prisma Tejapermana , Rangga Firdaus +2 more | Musikolastika Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik
Purpose: This study aims to examine student self-efficacy in the use of "live video" in learning counter bass in the Music Education Study Program (PSPM), Faculty of Teacher Training and … Purpose: This study aims to examine student self-efficacy in the use of "live video" in learning counter bass in the Music Education Study Program (PSPM), Faculty of Teacher Training and Education (FKIP), University of Lampung (Unila). In recent years, there has been a growing interest among academics and practitioners in exploring the factors that contribute to students' declining awareness of learning music, including students' self-efficacy in selfpractice of musical instruments, as traditional self-practice without supervision is no longer effective, so teachers are looking for ways to optimize it using technology. Methods: The qualitative research method used was observations and unstructured interviews of doublebass class students and qualitative interviews to explore their perceptions. Students engaged in video learning for one semester, where video sessions were used for performance demonstrations and independent practice. Each development was observed in weekly live meetings, and progress videos were collected. Results and Discussion: The results illustrate that using "live video" as a stimulus for students' self-efficacy in understanding counter bass techniques and learning stages had a significant impact. In addition, the quality of the interactive process of practising the instrument independently promoted confidence and understanding of performance details. Conclusion: "live video" supports the emergence of efficacy in the double-bass learning experience. At the same time, it also requires further infrastructure development and training for its optimization. The implications of this study point towards online learning as a means to fulfill the needs of self-directed learning through platforms, while still considering the aspect of student engagement.
Pendidikan inklusif menuntut kemampuan profesional guru dalam mengelola keberagaman latar belakang siswa secara efektif. Artikel ini menyajikan hasil kajian literatur sistematik mengenai tantangan dan strategi pembelajaran dalam pendidikan inklusif di … Pendidikan inklusif menuntut kemampuan profesional guru dalam mengelola keberagaman latar belakang siswa secara efektif. Artikel ini menyajikan hasil kajian literatur sistematik mengenai tantangan dan strategi pembelajaran dalam pendidikan inklusif di Indonesia. Dengan menggunakan panduan PRISMA, sebanyak 30 dokumen ilmiah yang diterbitkan antara tahun 2015 hingga 2024 dan diambil dari Google Scholar serta DOAJ telah dianalisis. Hasil kajian menunjukkan bahwa hambatan utama mencakup minimnya pelatihan guru, keterbatasan fasilitas pendukung, serta kurangnya keterlibatan masyarakat. Strategi yang diidentifikasi mencakup pelatihan berkelanjutan, kolaborasi dengan guru pendidikan khusus, penyesuaian kurikulum, dan program penyadaran publik. Studi ini memberikan sintesis tematik dan mengusulkan kerangka konseptual untuk memperkuat implementasi pendidikan inklusif, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya.
Penelitian ini membahas tentang peningkatan kreativitas seni anak usia dini menggunakan warna melalui media seni rupa di Taman Kanak-Kanak Al-Ikhlas Sungai Gelam, Desa Tri Mulya Jaya. Penelitian ini menggunakan metode … Penelitian ini membahas tentang peningkatan kreativitas seni anak usia dini menggunakan warna melalui media seni rupa di Taman Kanak-Kanak Al-Ikhlas Sungai Gelam, Desa Tri Mulya Jaya. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain Kemmis &amp; Taggart yang berbentuk spiral, yang terdiri dari siklus-siklus yang saling berhubungan. Setiap siklus mencakup empat komponen utama: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media seni rupa efektif dalam meningkatkan kreativitas seni anak usia dini melalui penerapan warna di sekolah. Media seni rupa digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil dari dua siklus, terdapat peningkatan yang signifikan pada kreativitas anak-anak. Pada siklus 1 pertemuan 1, hasilnya adalah: BB (Belum Berkembang) 10 anak (62%), MB (Mulai Berkembang) 4 anak (25%), BSH (Berhasil Sesuai Harapan) 2 anak (12%), BSB (Berhasil Sangat Baik) 0 anak. Pada siklus 1 pertemuan 2, hasilnya adalah: BB 0 anak, MB 8 anak (50%), BSH 5 anak (31%), BSB 3 anak (18%). Pada siklus 2 pertemuan 1, hasilnya adalah: BB 0 anak, MB 0 anak, BSH 8 anak (50%), BSB 8 anak (50%). Pada siklus 2 pertemuan 2, hasilnya adalah: BB 0 anak, MB 0 anak, BSH 3 anak (18%), BSB 13 anak (81%). Kata kunci: Kreativitas Anak, Seni Rupa, Usia Dini
Through systematic literature Review (SLR) method, this study integrates empirical studies on the impact of parental involvement on children's piano learning performance from 2017 to 2024, and reveals the multi-dimensional … Through systematic literature Review (SLR) method, this study integrates empirical studies on the impact of parental involvement on children's piano learning performance from 2017 to 2024, and reveals the multi-dimensional mechanism and interaction effects of parental involvement. The study found that parental involvement affected children's learning outcomes through three dimensions of behavioral supervision, emotional support and cognitive guidance, but its effect was regulated by instructional design, cultural context and learner characteristics. Behavioral supervision can improve skill proficiency, but lack of emotional support is easy to cause rebellious psychology. Cognitive guidance depends on parents' professional background and needs to be optimized collaboratively with instructional design. Cultural differences significantly affect the participation pattern. In collectivist culture, parents tend to be authoritative, while in individualist culture, children's autonomy is emphasized. The study further proposes a "parent-teacher-child" tripartite collaboration framework, emphasizing the key role of instructional design in integrating the dimensions of participation. Despite the significant potential of parental involvement in motivation stimulation, skill acquisition and psychological resilience development, over-intervention, cultural conflict and measurement tool heterogeneity are still urgent problems to be solved. Future research needs to deepen cross-cultural comparisons, explore participation models under technology empowerment, and pay attention to ethical issues. This study provides strategy suggestions for educational practitioners to promote the scientific and personalized development of family participation in music education.
Adolescence as a developmental transition between childhood and adulthood. In adolescents, it often causes increased psychological distress. In fact, healthy adolescent development is crucial for long-term consequences. Thus, it is … Adolescence as a developmental transition between childhood and adulthood. In adolescents, it often causes increased psychological distress. In fact, healthy adolescent development is crucial for long-term consequences. Thus, it is necessary to pay attention to one of the factors that can influence psychological distress in adolescents, namely sleep quality. Sleep quality showed stronger associations with all measures of emotion. The aim of this research is to determine the role of sleep quality on psychological distress in adolescents. This study used a simple linear regression method with subjects aged 12 - 21 years. The instruments used were the Pittsburgh Sleep Quality Index Indonesian and the Indonesian Mental Health Inventory-38 which were then analyzed using Jamovi 2.3.28 software. The research results show that sleep quality can predict psychological distress in adolescents. The role of sleep quality in predicting psychological distress is 27.8% in a positive direction. The sleep quality aspect is reviewed from seven aspects with the order of greatest prediction, namely daytime dysfunction, subjective sleep quality, sleep disturbance, sleep latency, use of sleeping medication, sleep duration, and sleep efficiency. The mechanism of sleep quality is able to predict psychological distress related to decreased brain function performance. Thus, the conclusion obtained is that sleep quality plays a role in predicting psychological distress in adolescents. The combination of a number of aspects makes sleep quality vulnerable to psychological distress. Implications of this research will increase insight and understanding of interventions on the importance of quality sleep in the long term.
Pola penanganan pendidikan bagi penyandang disabilitas khususnya pada lembaga pendidikan di Indonesia belum terlihat kesiapan matang yang dilakukan oleh lembaga pendidikan itu sendiri khususnya bagi tenaga kependidikan dalam upaya menyetarakan … Pola penanganan pendidikan bagi penyandang disabilitas khususnya pada lembaga pendidikan di Indonesia belum terlihat kesiapan matang yang dilakukan oleh lembaga pendidikan itu sendiri khususnya bagi tenaga kependidikan dalam upaya menyetarakan pendidikan yang setara dengan peserta didik reguler lainnya. Masih terdapat kesenjangan antar tenaga pendidik dalam memahami pendidikan yang efektif bagi penyandang disabilitas, sehingga masih timbul sikap diskriminasi antar peserta didik reguler dan disabilitas. Akhmad Soleh sebagai tokoh penyandang disabilitas tunanetra yang berhasil meraih gelar doktoral, pada pengalaman dan perjuangan hidupnya dalam menggeluti dunia pendidikan khususnya bagi penyandang disabilitas, penulis mengambil sebuah pemikiran Akhmad Soleh terhadap pendidikan bagi penyandang disabilitas. Tujuan dan metode dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui sebuah pengertian dari teori studi pemikiran, bagaimana pola penanganan penyandang disabilitas, sejarah hidup Akhmad Soleh sebagai tokoh penyandang disabilitas serta pemikiran Akhmad Soleh terkait pendidikan bagi penyandang disabilitas. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan catatan lapangan dan berdasarkan hasil analisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya berdasarkan hasil uji keabsahan data dengan triangulasi member check. Penelitian ini menghasilkan sebuah pemikiran pendidikan bagi penyandang disabilitas dari seorang tokoh penyandang disabilitas. Pendidikan bagi penyandang disabilitas menurut Akhmad Soleh yang harus diterapkan dalam dunia pendidikan jenjang dasar, menengah dan perguruan tinggi adalah pendidikan inklusi. Akan tetapi pada perguruan tinggi sendiri masih banyak yang belum bisa menerapkan inklusi dalam proses pembelajaran dikarenakan ketidaksiapan dari lembaga pendidikan tersebut dan belum memahami secara jelas penyandang disabilitas.
[email protected] Abstract: Bullying against disabled students often arises due to their visible differences or distinctive ways of functioning compared to their peers. An approach is required to raise awareness, fostering … [email protected] Abstract: Bullying against disabled students often arises due to their visible differences or distinctive ways of functioning compared to their peers. An approach is required to raise awareness, fostering acceptance among students towards their disabled counterparts. This paper aims to investigate the utilization of wayang kulit, a traditional Javanese shadow puppetry, as a means to promote acceptance for disabled students among their peers. Within wayang stories, characters with disabilities, such as Batara Guru, who rides a bull due to his crippled legs, and Semar, who has a hunched back, play significant roles. These disabled characters hold influence and wisdom, portraying them as powerful individuals. Beyond encouraging acceptance among peers, wayang narratives can inspire disabled children, nurturing their spirits. This research employs a literature review methodology with a narrative approach. While previous studies have explored wayang as a cultural phenomenon, its potential for fostering acceptance among disabled individuals in schools remains unexplored. This study anticipates providing educators with insights to enhance inclusivity in schools. Considering wayang's enduring cultural significance in Java and Bali, used in important celebrations and conveying societal values, it serves as a powerful tool for promoting acceptance and understanding within educational settings. Abstrak: Para siswa penyandang disabilitas sering menerima bullying karena mereka nampak berbeda, atau berfungsi dengan cara yang berbeda dengan rekan-rekan yang lain. Dibutuhkan pendekatan untuk memberikan “awareness” sehingga siswa dapat menerima rekannya yang disabilitas. Makalah ini bertujuan untuk meneliti penggunaan budaya wayang untuk mendorong penerimaan bagi siswa disabilitas di antara rekan-rekan mereka. Beberapa karakter dalam wayang jawa adalah penyandang disabilitas, seperti Batara Guru yang mengendarai lembu karena kakinya lumpuh dan Semar yang punggungnya bungkuk. Tokoh disabilitas dalam wayang menjalankan peran penting dalam masyarakat, dan beberapa digambarkan sebagai pribadi yang memiliki kekuasaan dan bijak. Penelitian ini menggunakan metoda penelitian literatur dengan pendekatan naratif. Penelitian-penelitian sebelumnya meneliti wayang sebagai budaya, namun belum dikaitkan untuk mendorong penerimaan kaum disabilitas di sekolah-sekolah. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh para pendidik untuk mendorong inklusivitas yang lebih besar di sekolah-sekolah, mengingat wayang masih sangat berperan dalam masyarakat Jawa dan Bali, digunakan dalam perayaan penting maupun untuk menyampaikan nilai-nilai pada masyarakat. Melalui pendidikan inklusif di sekolah siswa penyandang disabilitas bukan hanya pihak yang selalu menerima pertolongan, namun mereka dapat pula menolong orang lain dalam kapasitas mereka. Sedangkan siswa non disabilitas didorong untuk dapat melihat para difabel sebagai orang yang mampu, dan perlu diberi kesempatan.
There are approximately 22.97 million persons with disabilities in Indonesia, including 7,358 in Bogor Regency, of whom 1,457 have intellectual disabilities and 859 have mental disabilities. Rumah Azaki, a social … There are approximately 22.97 million persons with disabilities in Indonesia, including 7,358 in Bogor Regency, of whom 1,457 have intellectual disabilities and 859 have mental disabilities. Rumah Azaki, a social welfare institution in Bogor Regency, faces challenges in facilitating individuals with disabilities to develop self-care skills and social competencies. The Independent Pilot program was designed to address these issues by enhancing self-care abilities in daily activities, optimizing comprehension of simple instructions, improving cognitive skills, and developing fine motor and social interaction skills through a horticultural therapy approach. The program was implemented in four stages: Problem identification, preparation, implementation, monitoring, and evaluation. The implementation phase consisted of five key activities: independent pilot journeys, acceptance pilots, creativity pilots, hydroponic days, and exhibition pilots. The results demonstrated significant improvements in self-care skills (eating, drinking, and tidying up), cognitive abilities, and understanding of simple instructions through the Independent Island board game, as well as fine motor skills and social interaction through horticultural activities such as planting, maintaining, and harvesting hydroponic plants. Participants with intellectual disabilities showed up to 80% improvement in planting and plant care activities, whereas those with mental disabilities improved by up to 40%. Thus, the Independent Pilot program has proven effective in enhancing the self-development, instruction comprehension, and motor skill proficiency of individuals with disabilities. This success was achieved through close collaboration between academia, the community, the government, and the media. This program can be adapted and implemented in other regions to further support the self-development and social skills of people with disabilities.
Pelatihan upskilling merupakan bagian penting dari strategi pengembangan SDM untuk meningkatkan daya saing karyawan di era digital. Penguatan kapasitas tenaga layanan khusus menjadi kunci dalam mendukung efektivitas program pendidikan dan … Pelatihan upskilling merupakan bagian penting dari strategi pengembangan SDM untuk meningkatkan daya saing karyawan di era digital. Penguatan kapasitas tenaga layanan khusus menjadi kunci dalam mendukung efektivitas program pendidikan dan intervensi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan tenaga layanan khusus melalui pelatihan upskilling yang terstruktur dan aplikatif, guna mengoptimalkan pelayanan terhadap ABK di lingkungan Sekolah Luar biasa Negeri 2 Mataram. Metode yang digunakan meliputi pelatihan interaktif, praktik langsung, serta evaluasi kompetensi sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman dan keterampilan peserta terkait strategi intervensi, komunikasi, serta penggunaan media pembelajaran yang adaptif untuk ABK. Kegiatan ini membuktikan bahwa pelatihan upskilling merupakan strategi efektif dalam meningkatkan profesionalisme tenaga layanan khusus, sekaligus mendorong terciptanya lingkungan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan anak-anak dengan kondisi khusus
This community service activity aims to improve the capacity of elementary school teachers in implementing cooperative learning models as a strategy to support inclusive learning. The workshop was conducted by … This community service activity aims to improve the capacity of elementary school teachers in implementing cooperative learning models as a strategy to support inclusive learning. The workshop was conducted by the INOVASI Regional Facilitator team and the University of Mataram in 2019, involving 14 teachers and 7 principals from Cluster I, Kopang District. The results showed an increase in teachers' understanding of the concept of inclusion and their ability to design lesson plans based on cooperative models. Post-workshop monitoring showed that some schools had begun to implement cooperative strategies in the classroom. This activity proves that practice-based training can encourage pedagogical changes that support fair and equal education for all students.
Fenomena di masyarakat sekarang ini adalah maraknya kasus pelecehan seksual pada anak usia dini seperti kekerasan dan penyimpangan seks, hal tersebut terjadi salah satunya karena kurangnya pendidikan seks dari orang … Fenomena di masyarakat sekarang ini adalah maraknya kasus pelecehan seksual pada anak usia dini seperti kekerasan dan penyimpangan seks, hal tersebut terjadi salah satunya karena kurangnya pendidikan seks dari orang tua pada anak, jika orang tua mendidik anaknya dengan baik maka anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang baik maupun sebaliknya dan hal tersebut harus dibarengi oleh sikap dan tingkat pengetahuan orang tua yang baik pula. Tujuan Penelitian untuk untuk mengetahui analisis pengetahuan dan sikap tentang pendidikan seks anak usia dini pada orang tua. Metode Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif analitik. Jumlah sampel sebanyak 49 responden orang tua anak yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis yang digunakan univariat untuk mengetahui frekuensi variabel yang tekait. Hasil Penelitian uji statistik didapatkan hasil analisis univariat jumlah responden terbanyak dengan umur 30-34 tahun (30,61%), pendidikan terakhir didominasi lulusan sarjana (51%), jenis media yang sering digunakan media elektronik (61,22%), sikap positif yang dimiliki responden sebanyak (51%) dan negatif (49%). Tingkat pengetahuan responden yang baik sebanyak (95,9%), cukup sebanyak (4,1%) dan (0%) untuk yang kurang. Simpulan sebagian besar orang tua memiliki sifat yang positif dan mayoritas orang tua memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai pendidikan seks anak usia dini.
This quantitative study employs an ex post facto design to investigate the predictive relationship between tolerance and self-regulation in early childhood (N = 99; ages 4–6 years). Participants were purposively … This quantitative study employs an ex post facto design to investigate the predictive relationship between tolerance and self-regulation in early childhood (N = 99; ages 4–6 years). Participants were purposively sampled from Tabir District, Indonesia, to represent the key socioeconomic and cultural characteristics of the region. Validated instruments measuring tolerance (α=0.793) and self-regulation (α=0.799) demonstrated robust psychometric properties through content validity testing and Cronbach’s Alpha reliability analysis. Linear regression analysis (SPSS v.28) revealed tolerance as a statistically significant predictor of self-regulation (β = 0.398, p &lt; 0.001, 95% CI [0.291, 0.505]), accounting for 15.8% of the variance (R² = 0.158). Crucially, we identify a novel mechanistic pathway: tolerance not only enhances behavioral regulation but also significantly contributes to social-emotional competencies within learning contexts (b = 0.427, SE = 0.098, p &lt; 0.001). These findings advance the Social Learning Theory framework by demonstrating how prosocial dispositions scaffold regulatory development. We propose empirically testable models for tolerance-based interventions to optimize early childhood developmental trajectories.
This study discusses parental parenting patterns on children's social psychology. This study uses literature review research, in which this research carries out library searches and research by reading and reviewing … This study discusses parental parenting patterns on children's social psychology. This study uses literature review research, in which this research carries out library searches and research by reading and reviewing various journals, books and various other published manuscripts related to the research topic to produce an article relating to a particular topic or issue. So this article is discussed to find out every kind of parenting style. Like authoritarian, democratic and permissive parenting styles. In this case, parental love patterns can play a role in shaping children's psychology. So parents can support children's social and emotional development by providing an environment that supports and facilitates their social skills. Parents can also prepare their children to interact outside, so that with this, children will be able to give positive affirmations to themselves and their environment. ABSTRAK Kajian ini membahas seputar tentang pola asuh orang tua terhadap psikologi sosial anak. Artikel ini membahas tentang topik atau isu tertentu, penelitian ini melibatkan penelitian tinjauan literatur, yang mencakup melakukan pencarian perpustakaan dan membaca serta menganalisis berbagai jurnal, buku, dan makalah terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian. Sehingga artikel ini dibahas untuk mengetahui setiap macam macam pola asuh orang tua. Seperti halnya pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. Dalam hal ini pola asuh orang tua dapat memberikan peran dalam membentuk psikologi anak. Sehingga orang tua dapat mendukung perkembangan sosial dan emosional anak dengan memberikan lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi keterampilan sosialnya. Orang tua juga dapat mempersiapkan anak anak untuk berinteraksi diluar, sehingga dengan hal ini, anak akan dapat memberikan afirmasi positif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Purpose: The study aimed to find out the effect of video games on the level anxiety of school-age children who are left behind by their parents in the rural province … Purpose: The study aimed to find out the effect of video games on the level anxiety of school-age children who are left behind by their parents in the rural province of China. Background: The school-age children who have been left behind are facing a significant increase in vulnerability to anxiety symptoms. The commercial, 3d Video Games have shown potential applications in preventive and therapeutic medicine. The researcher intended to determine the potential benefits of video on the level of anxiety of school-age LBC in the rural province of China. Methods: A Quantitative research approach, particularly quasi pre-test and post-test design used to carry out the study. Fifty-eight (58) school-age children were selected through purposive sampling and randomly assigned the twenty-four (24) participants to experimental, twenty-four (24) participants to comparison groups, and ten (10) participants to pilot study thru the fishbowl technique. The Beck Anxiety Inventory (BAI) was used to assess the levels of anxiety of the two groups before and after treatment. The MiNi World 3D video games administered to the experimental group for 20 minutes daily in 14 days as an intervention. Whereas the comparison group played the school play activities of grabbing stones and kicking sandboxes for 20 minutes in 14 days as a treatment. Data subjected to the statistical treatment of frequency, percentage, mean score, SD, Mann-Whitney U test, and Wilcoxon signed rank test. Results: All participants or 100% (24=n) of the experimental group were at a low level of the anxiety after treatment. There is no significant difference in the level of anxiety of the comparison group and experiment group in the pretest with a p-value of 0.060. There is a significant difference in the level of anxiety of pretest and post-test of the experimental group with a p-value of &lt;0.0005) after 14 days of the intervention of video games. Conclusions: The video games of MiNi World (3D Video Games) have a positive effect on the levels of anxiety among school-age children who left behind by their parents in rural province China.
Parenting styles play an important role in shaping the learning discipline of young children. However, differences in discipline levels among children aged 4–5 years persist, influenced by varying parenting styles. … Parenting styles play an important role in shaping the learning discipline of young children. However, differences in discipline levels among children aged 4–5 years persist, influenced by varying parenting styles. The researcher is interested in this topic because early childhood education serves as a foundation for children’s academic and character development. This study aims to examine whether there is a relationship between parenting styles and the learning discipline of children aged 4–5 years at TK Permata Iman 2 Malang. This research uses a quantitative approach with a correlational research design. Data was collected through questionnaires distributed to the parents of students at TK Permata Iman 2 Malang. The data analysis techniques employed include descriptive analysis and classical assumption testing, such as normality testing. The results showed a correlation coefficient of rx = 0.782, indicating a "high" level of relationship between the two variables. The t-count value was 28.950, while the t-table value was 1.999 at a 5% significance level. These findings suggest a significant relationship between parenting styles and learning discipline at TK Permata Iman 2 Malang. Thus, the better the parenting style applied, the better the student’s discipline will be. Based on these conclusions, the study highlights that positive parenting styles have a beneficial impact on children's learning discipline. This research provides valuable insights into future studies.
Technological advances in the modern era make children spend more time with gadgets, resulting in decreased concentration. This research focuses on the fine motor development of children aged three to … Technological advances in the modern era make children spend more time with gadgets, resulting in decreased concentration. This research focuses on the fine motor development of children aged three to five years to improve concentration skills. This study uses a qualitative method approach by means of observation. Our findings show that at the age of five, children have difficulty connecting lines that have more than one angle (kite drawing). Out of twenty-two children, only four were successful. Furthermore, it was also found that children who were not yet five years old took a long time to complete a drawing without angles (circle drawing). Thus, these findings can be used as a reference for kindergarten teachers in providing exercises that are suitable for children's abilities. ABSTRAK Kemajuan teknologi pada era modern membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget, sehingga mengakibatkan konsentrasi anak menurun. Penelitian ini berfokus pada perkembangan motorik halus anak usia tiga sampai lima tahun untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan cara observasi. Temuan kami menunjukkan pada umur lima tahun, anak mengalami kesulitan untuk menghubungkan garis yang memiliki sudut lebih dari satu (gambar layang-layang). Dari dua puluh dua anak hanya empat anak yang berhasil. Selanjutnya, ditemukan juga anak yang belum berusia lima tahun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan gambar tanpa sudut (gambar lingkaran). Dengan demikian, temuan ini dapat dijadikan referensi untuk guru Taman Kanak-kanak dalam memberikan latihan yang sesuai dengan kemampuan anak.
Remaja berusia 12 hingga 21 tahun rentan terhadap kecanduan karena tingginya paparan teknologi dan interaksi sosial dalam dunia maya. Dampak negatif kecanduan ini meliputi gangguan kesehatan, gangguan psikologis, penurunan prestasi … Remaja berusia 12 hingga 21 tahun rentan terhadap kecanduan karena tingginya paparan teknologi dan interaksi sosial dalam dunia maya. Dampak negatif kecanduan ini meliputi gangguan kesehatan, gangguan psikologis, penurunan prestasi akademik, lemahnya huhungan sosial serta serta adana pemborosan keuangan. Artikel ini menjelaskan peran keteladanan orang tua sebagai upaya preventif ketergantungan pada pada remaja. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, studi yang menganalisis materi dari buku dan jurnal yang relevan. Keteladanan orang tua mencakup pengajaran nilai-nilai spiritual, membangun mezbah doa keluarga, membangun komunikasi yang efektif, pengaturan waktu digital yang bijak, partisipasi dalam aktivitas anak, menciptakan lingkuran ruamha yang positif, mengedukasi anak tentang bahaya kecanduan, Konsistensi dalam mendisiplinkan anak, dan menjadi panutan dalam aspek kerohanian dan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran aktif dan teladan hidup orang tua sangat penting dalam pencegahan supaya anak tidak kecanduan .